Kak Ato (Muhammad Tatohirin)
Mencari Format dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat
Kamis, 8 Desember 2004
JAKARTA - Dalam seminar sehari yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca, bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional RI, di aula Perpustakaan Nasional RI pada tanggal 8 Desember 2005 sangat menarik untuk disimak. Menurut Muhammad Tatohirin atau yang lebih dikenal dengan nama Kak Ato, gerakan memasyarakatkan minat baca merupakan usaha yang harus dilakukan secara terus-menerus dan memerlukan waktu yang cukup panjang. Di samping itu, untuk keberhasilan sebuah gerakan diperlukan pengkajian tentang problematika sekitar masalah peningkatan minat baca masyarakat. Dengan demikian dapat dibuat formula gerakan yang tepat pada sasaran yang sesuai.
Masih menurut Kak Ato, masyarakat Indonesia sudah mengenal budaya membaca secara lisan dengan mendongeng pada anak ketika menjelang tidur. Mendongeng dapat dijadikan jembatan untuk mengetahui cerita selanjutnya melalui membaca. Dengan kata lain mendongeng perlu pemikiran, taktik strategi dan kebijakan, yang harus dirumuskan secara konprehensif untuk mencari formula dongeng yang berafiliasi dengan menumbuhkan gerakan minat baca yang paripurna. Demikian menurut Kak Ato yang juru dongeng itu.
Seminar Nasional yang dihadiri oleh 100 orang undangan dari seluruh Indonesia ini menampilkan Okke Hatta Rajasa. Isteri Menteri Perhubungan itu mengusung topik menumbuhkan minat baca melalui kegiatan mobil pintar. Menurut Okke karena kebiasaan membaca memang belum mengakar pada masyarakat kita. Mobil pintar ini tidak melulu membawa buku melainkan berbagai macam permainan yang paling disukai anak, setelah anak menunjukan minat yang baik, terhadap suatu masalah, peran tutor amat berperan dalam membimbing anak dalam mengarahkan menjadi gemar membaca, tetapi itupun memerlukan waktu yang panjang. Peran tutor amat dominan dalam mobil pintar, sehingga pendirian 100 perpustakaan desa pun jika tidak ditunjang oleh tutor yang terlatih teramat mustahil untuk dapat menjamin suatu keberhasilan.
Seminar menghadirkan pula Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional, yang mengetengahkan program program dan pengembangan budaya baca serta pembinaan perpustakaan desa yang ada di tanah air. Di samping itu Sekjen Dewan Buku Nasional Frans M. Parera juga turut membawakan makalah dengan topik Pengarang, Penerbit buku anak dan kebudayaan prediktif agenda kerjasama dengan komunitas industri buku nasional. Dari kalangan akademisi yang bergabung untuk membawakan makalah adalah Riris K. Toha Sarumpaet yang mengusung topik Pengembangan budaya baca nasional dari sudut pandang akademisi. Semetara itu topik tentang dukungan keluarga dalam menumbuhkan minat baca disampaikan oleh Ketua PKK Pusat. Seminar dibuka oleh Supriyanto, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI.
Sumber: http://intranet.pnri.go.id/berita/index.asp?ID_Record=584
Komentar