KAK PUPUT (PUPUT YULIANTI)

Belajar jadi terasa menyenangkan bila dilakukan dengan metode tertentu, seperti lewat mendengarkan dongeng. Apalagi jika si pendongeng membawakan ceritanya dengan penuh kelucuan dan enerjik. Salah satu pendongeng yang berhasil menarik perhatian anak-anak adalah Puput Yulianti, atau yang lebih akrab disapa Kak Puput. Ia terjun menjadi pendongeng sejak tahun 2015 dengan menggunakan media boneka bernama Aiz.

"Sejak kecil saya sudah senang sekali diceritain sama bapak, bapak saya suka mendongeng. Saya juga suka berkecimpung di dunia teater dan sering mengikuti lomba-lomba. Saat saya sudah mempunyai anak, saya senang sekali mendongeng untuk anak saya. Nah saat itu saya berpikir apa sih passion saya sebenenarnya," ujar Puput mengawali perbincangannya dengan detikcom, Selasa (16/10/2018).

Kecintaan ini semakin berkembang saat perempuan kelahiran Surabaya, 13 Juli 1978 silam ini menulis skripsi untuk menyelesaikan studinya di Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya lalu melanjutkannya ke jenjang S2 di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Surabaya.

"Baru sadar passion saya saat sedang skripsi. Saat itu saya mengambil tentang dongeng dan ini berlanjut ketika S2. Semuanya saya lakukan dengan otodidak," tandas Puput.

Puput kemudian menemukan metode mendongeng yang pas untuknya, yaitu dengan menggunakan boneka. Ia juga khusus membawakan cerita Islami. Biasanya cerita yang dibawakan Puput diambil dari Al Quran atau kisah perjalanan para Nabi dan sahabatnya.

"Kalau pendongeng lain itu banyak yang mengangkat tentang dongeng Indonesia. Nah dari itu saya berpikir kenapa saya nggak coba yang lain aja, yang menceritakan kisah-kisah Islami yang inspiratif. Ujung dari ceritanya nanti mengajak anak untuk menumbuhkan senang beribadah dan mencintai Allah," kata Puput.

Tak hanya berbagi cerita. Dalam perjalanannya sebagai pendongeng, banyak pula cerita yang menghiasi dan memberi pelajaran baru bagi Puput. Salah satu cerita paling berkesan datang saat Puput mendongeng di sebuah panti asuhan.

"Pengurus pantinya ini punya seorang anak dan anaknya memiliki penyakit kanker darah. Saya cerita mengenai bagimana mempersiapkan kematian yang indah dan khusnul khotimah. Setelah dapat cerita itu, anak itu bilang ke mamanya kalau dia harus lebih baik lagi dari sekarang karena nanti itu yang datang menjemput aku itu harus malaikat yang baik, jadi aku nanti disapa dengan cara yang baik. Dan nanti kalau malaikat sudah mengambil aku, ma, aku harus sudah siap. Dari situ mamanya langsung merinding dan cerita ke saya. Ternyata cerita yang saya sampaikan juga bisa memotivasi anak-anak," tutur Puput.

Saat mendongeng pun, Puput juga merasakan beragam cerita suka duka. Mulai dari sound system yang sering mati hingga menghabiskan banyak waktu jauh dari keluarga karena mendongeng ke berbagai kota.

"Tapi kalau lihat anak-anak bersemangat mendengarkan cerita saya, capeknya langsung hilang," imbuhnya sembari tertawa.

Di sela-sela mendongeng, Puput juga belajar memahami psikologi anak dan mengikuti perkembangan dunia anak. Kreativitasnya pun terasah sehingga menulis buku, bahkan membuat lagu tentang anak-anak.

"Saya ini pecinta anak-anak jadi kalau ada anak-anak yang dibentak atau disakiti orang tuanya rasanya sedih, makanya saya selalu mengikuti perkembangan dunia anak. Sampai saya membuat buku dan menjadi penyanyi lagu anak-anak", tutur Puput.

Harapan Puput hanya satu, dongengnya tak hanya menjadi cerita yang disukai anak-anak tetapi juga meresap ke hati sanubari mereka.

"Sekaligus berdakwah, saya berharap cerita yang saya bawakan harus ada yang mereka bawa pulang dan bisa tertanam pada anak-anak," pungkasnya. *** 

Sumber : detikdotcom


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kak Imung

Kak Poetri (Poetri Suhendro)

Kak Wuntat Wawan Sembodo