Tuti Gunawan



Belajar dengan Dongeng
Terkadang orantua atau guru merasa kebingungan mengajari anak-anak. Saking bingungnya, orangtua dan guru cenderung kaku dan otoriter dalam mengajarkan anak-anak. Mereka dipaksa untuk menghafal, menghafal, dan menghafal. Sehingga anak-anak pun tidak merasa nyaman dengan hal itu. Akibatnya, materi pelajaran yang diberikan tidak terekam oleh mereka. Lantas, apa yang harus dilakukan agar anak-anak mampu mengingat? Bagaimana cara metode mengajar yang baik? Untuk mengetahuinya, Hutami Pudya dari Jurnal Bogor, telah mewawancarai Tuti Gunawan, Pemerhati Pendidikan dan Penulis. Berikut penuturannya.
Kapan waktu belajar anak yang efektif?
Waktu yang efektif untuk belajar adalah ketika keadaan emosionalnya sedang baik dan tidak labil. Karena dengan keadaan emosional yang baik, si anak akan mudah mengingat dan mencerna materi pelajaran yang diberikan. Bagian otak yang behubungan dengan emosi adala Limbik. Si Limbik ini sangat berperan besar dalam menyimpan memori dan waktu yang lama. Oleh karena itu, buatlah belajar anak-anak menjadi sesuatu yang menyenangkan sehingga keadaan emosionalnya pun baik. Kalau anak-anak terpaksa harus belajar, kemampuan mereka mengingat pelajaran pun sangat minim. Bahkan mungkin tidak ingat sama sekali.

Apa tanggapan Anda mengenai metode belajar-mengajar, guru menerangkan dan murid hanya duduk manis untuk mendengarkan?


Guru berdiri di depan, kemudian merenangkan, dan murid-murid duduk manis di bangkunya masing-masing. Itulah keadaan kelas yang mungkin pernah kita alami dulu. Kalau sekarang, rasanya sudah tidak efektif lagi pola belajar yang demikian. Zaman semakin maju dan canggih. Kalau pola mengajari murid hanya sebatas itu, mereka tidak akan berkembang. Murid pun akan cenderung bosan dan belajar dengan penuh keterpaksaan. Mereka mau datang ke sekolah hanya karena takut kalau membolos, dan hanya gugur kewajiban. Metoda mengajar yang seperti itu adalah metoda yang sia-sia, sebab anak pun akan kesulitan untuk mengingat materi pelajaran yang telah diberikan. Hal itu disebabkan kondisi emosionalnya yang kurang baik lantaran dirundung keterpaksaan.

Lantas, bagaimana cara mengajar yang baik?
Cara mengajar yang baik adalah dengan mengarahkan atau membangkitkan emosionanya menjadi baik. Buat anak-anak senang dengan belajar, bukan suatu keterpaksaan. Kemudian, libatkan seluruh panca indra mereka, seperti indra perasa, pengecap, penglihatan, penciuman, dan pendengaran. Kalau motode lama, yakni guru menerangkan, murid mendengarkan, panca indra anak-anak tidak dilibatkan semua. Yang dilibatkan hanya indra penglihatan dan pendengaran. Selain itu, harus ada interaksi antara guru dan siswa, jangan hanya satu arah.

Apa yang harus dilakukan agar belajar anak lebih menyenangkan?
Banyak cara yang bisa dilakukan agar belajar lebih menyenangkan. Salah satu cara yang paling ampuh agar belajar terasa menyenangkan adalah dengan cara mendongeng. Maksudnya begini, jangan buat materi pelajaran menjadi sesuatu yang tidak mengenakkan bagi mereka. Misalnya, menerangkan pelajaran biologi dengan cara mendongeng. Pengajar bisa menerangkan bagaimana air diserap oleh tumbuh-tumbuhan dengan bentuk cerita petualangan si air. Dengan begitu, anak-anak akan mudah mengingatnya.

Dapatkah Anda menceritakan gaya mengajar Anda?
Saya adalah guru kimia di SMA Regina Pacis. Waktu itu saya sedang menerangkan mengenai reaksi kimia antara asam dan basa. Saya mencari cara bagaimana agar siswa-siswa saya mudah memahami materi pelajaran yang saya berikan. Akhirnya saya membuat sebuah perumpamaan asam dan basa seperti perempuan dan laki-laki. Asam sebagai perempuan, dan basa sebagai laki-laki. Asam dan basa seperti hati yang terpisah. Ketika asam dan basa yang berlainan jenis ini disatukan, maka akan timbul benih-benih cinta alias reaksi kimia. Setiap saya memberikan analogi seperti itu, siswa-siswa saya selalu antusian dan memerhatikan saya saat menerangkan hal tersebut. Analogi seperti itu cocok karena masa SMA adalah masanya tumbuh benih-benih cinta. Gara-gara dongeng asam dan basa tersebut, mantan murid saya yang sudah lama sekali tidak bertemu, lalu bertemu kembali dengan saya, mengaku masih mengingat kisah cinta asam dan basa. Ia bilang, ia tidak akan pernah lupa dengan hal itu. Selain itu, anak didik saya tidak pernah saya paksa untuk menghafal, tetapi terbiasa dan membuatnya menjadi hal yang menyenangkan. Contohnya, saya ingin anak didik saya hafal rumus unsur kimia. Agar mereka hafal di luar kepala, saya buat dalam bentuk nyanyian dan tarian. Alhasil, mereka tidak seperti sedang menghafal unsur kimia, tetapi sedang menari dan menyanyi untuk meluapkan rasa senangnya. Dan cara itu pun berhasil.

Apa keuntung metode mengajar tersebut?
Keuntungan metode belajar yang demikian adalah, anak-anak tidak akan merasa terpaksa untuk menerima informasi yang kita berikan. Mereka tidak seperti belajar. Keadaan emosional mereka pun cenderung akan baik sehingga materi pelajaran mudah sekali mereka ingat. Selain itu, hubungan antara pengajar atau guru dengan para siswa pun akan lebih dekat. Suasana belajar pun tidak kaku. Si pengajar nyaman, siswanya pun demikian.

Sejak kapan Anda concern terhadap pendidikan anak-anak dan mengapa Anda begitu peduli dengan pendidikan anak-anak?


Selain menjadi guru, saya adalah seorang pendongeng, penulis, dan pesulap. Buku karya saya diantaranya adalah Teknik Bercerita dan Kumpulan Kartu Cerita, Putri Alma Mencari Buah Emas. Sejak usia 13 tahun, saya sudah concern atau peduli dengan dunia anak-anak. Di usia tersebut, saya sudah giat mendongeng. Saya kumpulkan anak-anak di lingkungan rumah saya, dan saya mendongeng untuk mereka. Saya suka sekali mendongeng karena sejak kecil, ayah sya sering sekali mendongeng untuk saya, sehingga hubungan kami sangat dekat. Mulai dari A sampai Z, saya ceritakan semua ke ayah saya. Saya sangat terbuka dengan ayah. Makanya tak heran gaya saya saat mengajar seperti orang mendongeng.

Apa manfaat dari mendongeng?


Banyak sekali manfaat dari mendongeng. Salah satunya adalah hubungan emosional antara orangtua dan anak. Dengan mendongeng, kecerdasan anak juga akan terbentuk, khususnya kecerdasan linguistik. Dari bayi, seharusnya si buah hati sudah didongengkan dan rajin diajak dialog. Sebab, dengan begitu, anak akan cepat ngomong. Hasil dari mendongeng, anak akan suka membaca, menulis, dan menuturkan kembali apa yang orangtuanya ceritakan. Hal itu tentu akan melatih daya ingat anak. Saya menjadi penulis juga karena ayah saya yang suka mendongeng.

Bisakah Anda menyebutkan siapa inspurator Anda?
Waktu saya SD, saya tergolong murid yang nakal. Beberapa guru saya sampai kuwalahan menghadapi kenakalan saya. Guru-guru saya sering sekali menghukum saya. Namun, ada satu guru yang sama ekali tidak menghukum saya. Namanya Ibu Darti. Beliau justru memberikan saya tanggung jawab yang besar. Ia mendekati saya, dan berbicara, “Tuti, kalau Ibu tidak bisa mengajar, kamu yang gantikan ya. Kamu yang mengajari kawan-kawan kamu,”. Saat itu, saya merasa dihargai. Saya sadar, ia tidak melihat saya sebagai anak nakal, tetapi seorang anak yang memiliki potensi. Sejak saat itulah saya tidak menjadi anak nakal lagi. Setiap kali saya menceritakan Ibu Darti, saya selalu terharu dan ingin mengeluarkan air mata. Beliau salah satu inspirator saya.
http://www.jurnalbogor.com/?p=27266

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kak Imung

Kak Poetri (Poetri Suhendro)

Kak Wuntat Wawan Sembodo