Kak Hendra


 

Persaudaraan Para Pendongeng Jakarta

"Pagi brow, sedang apa? dimana kang? sama siapa?" sms masuk membangunkan lamunan ditengah kesibukan kantor. Ow..rupanya ada yang check ombak (baca: cari info).
"Hari ini Kayu Putih 74, ditemani Kopi hangat saja" Jawabku singkat.
Kemudian setelah itu tenggelam lagi kedalam khusuknya membuat laporan kegiatan event kantor, maklum bekerja di sebuah majalah kesehatan yang dinamis, apalagi bagian event kadang banyak yang maunya dibuat serba cepat.
"Kriiiingggg....."Suara dan getar handphone mulai kembali menyalak.
"Assalamualaikum" diseberang sana - suaranya pasti seorang pendongeng kawakan, karena intonasi suaranya begitu mantap.
"Wa alaikum salam ya ahli kubur" jawab ku seperti biasa, disambut seringai percakapan yang langsung cair dan hangat. Kami berbincang tentang jadwal mendongeng, persiapan, dan seputar kegiatan yang akan dilaksanakan. Karena sering sekali terjadi kadang saya berfikir order dongeng bisa datang dari siapa saja, karena banyak silaturahmi membuka pintu rizky.
Setelah lama berbincang via ESIA yang memang irit (maka tak heran bila banyak pendongeng ibukota pakai ESIA) maka saya sudahi karena terpotong waktu sholat dhuhur.
Belum sempat mengambil wudhu, terdengar lagi sapa yang sangat dikenal,
"Assalamualaikum my beloved friend" Katanya seorang pemuda gagah diatas sadel motor bebeknya.
"Waalaikum salam juga brow" jawabku sambil mempersilahkan motornya masuk kedalam garasi kantor.
Dan lalu setelah berbasa-basipun kami sholat dhuhur bersama di mushola kantor.
Dan kembali tenggelam dalam silaturahmi, yang berujung pada project bersama membuat kampaign lingkungan.
Setelah itu kami kembali kekesibukan masing-masing, beliau membuka laptopnya dan asyik googling memanfaatkan free WIFI yang ada.
Sesaat kemudian berdering lagi handphone dan ternyata juga dari para jawara dongeng yang kebetulan rute dongengnya dekat dan berniat untuk mampir numpang sholat dan beristirahat. Alhamdulillah rupanya banyak sekali manfaat berlokasi di timur ini. Mendekatkan silaturahmi.
Lalu riuh ramaipun bergema di ruangan ketika para sahabat mulai saling bertukar cerita. Banyak hal yang memang lebih pas bila disampaikan dengan tatap mata dari pada sekedar email atau fesbukan dari tempat yang jauh.
Hingga selain kopi, gorengan, hingga beragam kacang habis. Dan masuk ke waktu Ashar. Kitapun sholat bersama dan yang mengimami adalah yang paling senior dan saleh diantara kami.
Hingga kami pun berpisah pamit pulang, maka yang tertinggal adalah berkah silaturahmi dan segudang ilham.

Haripun berganti, hingga sabtu dan minggu hadir. Hari dimana sebagian besar kami kembali melepaskan ikatan pekerjaan yang melekat dari senin hingga jumat, dan akhirnya terdampar di cerianya kepolosan para bocah mendengarkan cerita yang membuai. Bilapun ada amplop itu hanya sekedar oli mengobati kerinduan kami berbaur bercanda dan tertawa bersama anak-anak Indonesia.

"Halo brow...apakabar si item?.." sapa diujung sana. Si item adalah mobil hitam tua yang setia mengantarkan kami mendongeng di mana saja.
"Alhamdulillah, si item kini punya banyak teman, sahabat, dan guru" jawabku penuh senyum.

LOVE IS TEMPORARY, BUT FRIENDSHIP ARE FOREVER

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kak Imung

Kak Poetri (Poetri Suhendro)

Kak Wuntat Wawan Sembodo