UKIR PERILAKU ANAK DENGAN DONGENG (SUPLEMEN)

Mendongeng boleh dibilang kegiatan sangat sederhana. Tapi faktanya, tidak semua orang mampu melakukan. Gambaran sederhananya, mendongeng adalah bertutur dengan intonasi yang jelas, menceritakan sesuatu hal yang berkesan, menarik, punya nilai-nilai khusus dan punya tujuan khusus pula.

Mendongeng berbeda dengan bercerita yang sebagian besar bahannya berdasarkan fakta dengan bahasa yang datar dan
baku. Mendongeng lebih banyak disisipi khayalan, bahkan cenderung membual. Meski ada unsur membual, mendongeng punya tujuan jelas yaitu menyampaikan pesan-pesan moral tanpa berkesan menggurui atau memaksakan pendapat.

Bagi anak-anak, penyampaian pesan tanpa mendoktrinasi mereka sangatlah penting. Anak-anak tidak dapat dipaksa untuk melakukan perbuatan begini atau bersikap begitu. Mereka harus diberi contoh. Salah satu cara memberi contoh perbuatan yang baik atau buruk, media yang pas buat anak adalah mendongeng.

Semua orang tua sebenarnya punya bakat mendongeng. Tapi berani bertaruh, hanya segelintir saja dari mereka yang mau mengasah bakat mendongengnya. Dengan alasan tidak punya waktu dan sebagainya, media ideal ini terabaikan. Padahal jelas-jelas murah dan dapat dilakukan kapan saja, asal suasana hati anak pas senang.

Orang tua lebih suka berteriak,"Budiiiii, jangan nakal. Bapak sentil nanti. Kamu tidak boleh begini, begitu" dan seterusnya. Dengan cara itu, maksud orang tua untuk melarang anak melakukan sesuatu dengan cepat kesampaian. Tapi apakah hal itu efektif. Belum tentu. Malah, bisa jadi anak-anak bakal reaktif.

Dengan mendongeng, anak diajak berinteraksi, diajak berfantasi dan berpikiran kritis. Maka jangan heran, jika di saat Anda asyik mendongeng --tentu saja bila materinya mengasyikkan-- anak-anak akan bertanya,"Lho Pak, kok begini, kok begitu, Terus bagaimana? Kalau begini bagaimana?" dan seterusnya. Memang butuh waktu dan tenaga. Tapi niscaya, hasilnya bisa dirasakan.

Berdasarkan 'survey acak', orangtua--khususnya kaum ibu-- ternyata juga suka mengembangkan bakat berceritanya. Tapi kalau tidak disalurkan dengan benar, kegiatan bercerita -yang sudah dibumbui dengan bualan dan kebohongan-bagi orang tua itu-- akan berubah menjadi kegiatan ngomongin tetangga.

Nah lho! Pilih mana, mendongeng kepada anak atau bercerita ngalor-ngidul dengan tetangga.

Tujuan Luhur

Secara gamblang tokoh dongeng Kusumo Priyono Ars atau yang disapa akrab Kak Kusumo menjelaskan, kegiatan mendongeng sebenarnya tidak sekedar bersifat hiburan belaka, melainkan memiliki tujuan yang lebih luhur, yakni pengenalan alam lingkungan, budi pekerti dan mendorong anak berperilaku positif.

Menurut dia, cakrawala pemikiran anak dapat berkembang sesuai dengan nalurinya. Apabila diperhatikan, anak-anak mempunyai jiwa perasaan halus dan mudah terpengaruh. Sudah menjadi sifat mereka untuk suka mencontoh atau meniru. Begitu pula mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang menarik minal anak sehingga menumbuhkan fantasi serta imajinasinya.

Guru taman kanak-kanak atau sekolah dasar yang terbiasa mendongeng, barangkali tidak menyadari bahwa melalui berbagai cerita yang didongengkannya, ia tengah menyajikan fakta-fakta secara sederhana.

Ketika guru bercerita tentang sekuntum bunga mawar atau kupu-kupu yang cantik, secara tidak langsung ia sedang mengajarkan ilmu pengetahuan alam dengan cara yang paling sederhana dan menarik. Meski demikian, hakekat dari cerita itu, kata Kusumo, bukanlah kumpulan ilmu pengetahuan dengan cara yang paling sederhana dan menarik. Meski demikian, hakekat dari cerita itu bukanlah kumpulan ilmu pengetahuan alam, lampiran geografi atau pemaparan sejarah.

"Cerita dan bercerita adalah bagian dari olah seni. Oleh karena itu, orang tua dapat mengajarkan anak tentang fakta-fata yang menarik dari kumbang, kupu-kupu, bunga atau apa saja dengan cara mendongeng-mengantarkan keindahan alam langsung kehadapan anak."

Keuntungan lain dari mendongeng di kelas, kata Kusumo adalah menghadirkan atmosfer relaksasi di kelas, bermanfaat sebagai media penyegaran yang kreatif. Di samping itu, mendongeng merupakan cara termudah, tercepat untuk membina hubungan antara guru-murid dan salah satu cara paling efektif untuk membentuk tingkah laku di kemudian hari.

Dengan kata lain, tujuan utama mendongeng adalah memperkaya pengalaman batin anak dan menstimulir reaksi sehat atasnya. Tentu, hasilnya jelas tidak dapat dilihat seketika. Berdasarkan kecenderungan dari sifat-sifat anak, jelaslah bahwa mendongeng bukanlah perkara gampang. Di dalam memilih cerita dongeng misalnya, orang tua dituntut selektif dan jangan asal memilih cerita. Sebab, bisa jadi suatu cerita justru merangsang perilaku negatif anak.


Sumber: http://lebah.formasi.com/bpr_home1.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kak Imung

Kak Poetri (Poetri Suhendro)

Kak Wuntat Wawan Sembodo