Lili Suryadi Salim (Emoet Padaringan)


Profil

Pendongeng yang Jadi Direktur
Oleh : Asep Saevata

17-Des-2007, 02:11:34 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia - PENDONGENG berbahasa Sunda yang disiarkan langsung oleh studio radio, tampaknya masih jarang terutama yang dikenal dan terkenal. Seperti halnya tempo dulu dialami oleh Jamar Media dan Wa Kepoh. Sebab, juru dongeng seringkali dipandang sebelah mata dan dijalani karena hobi, ataupun profesi tambahan bagi mereka yang mencintai dunia anak dan buku-buku cerita. Namun hal ini dibantah oleh pendongeng, Lili Suryadi Salim yang dikenal dengan sebutan Emoet Padaringan merangkap Direktur PT. Radio Duta Suara Subang atau DSS Biang Goyang Subang di jalur 106,9 FM.

Dia mengatakan, tidak demikian sekarang ini karena pendongeng sama seperti profesi lain, yang dapat diandalkan sebagai gantungan hidup. "Alhamdulillah, saya sendiri bisa begini karena mendongeng walaupun belum sepenuhnya apa yang diinginkan terpenuhi karena memang sifat manusia selalu berkekurangan," katanya seraya menambahkan, kecukupan itu berupa pengalaman dan ketenangan. Mendongeng yang ditekuni sejak sekolah di Madrasah Tsanawiyyah dan berlanjut ke Madrasah Aliyah. Bahkan sebelum tamat sekolah pun Lili pada tahun 1987 sudah menjadi pendongeng di Studio Radio Daerah (Sturada) yang kini menjadi Benpas FM.

Bahkan berkat ketertarikan Kepala Sturada waktu itu, Yanda Ruchendi dirinya terkenal dengan sebutan Mamang Bujang. "Sekitar 7 tahun saya mengudara di sana hingga mendapat jodoh dari penggemar sendiri," kata suami Yeni Susilawati. Juara Dongeng se-Jawa Barat tahun 1993 di Bandung ini ternyata terus melanglang buana mendongeng dari satu radio ke radio lain seperti Paksi dan Paramuda di Bandung dan Radio Populer FM Purwakarta. "Sampai saat ini pun selain di DSS masih menjadi pendongeng di Radio DSP Bekasi, DSK Karawang dan Radio Kayu Manis Jakarta," kata bapak dari Dany Arrobby, Wildan Dwyana Pebrian, Radtya Muhammad Tslatsa dan Nazwa Putri Nabila. "Soal jarak tidak menjadi masalah karena sekarang kan bisa direkam terlebih dahulu," tambahnya. Sudah tentu pemilik lebih dari sekian puluh karakter suara ini tidak serta merta langsung jadi pendongeng. Tetapi segala sesuatunya harus dilakukan dengan serius dan kerja keras pasti membuahkan hasil.

Lili yang hidup masa kecilnya di pedalaman Kecamatan Cibogo, Subang mengatakan, ketertarikan mendongeng setelah mendengar dan menonton langsung Jamar Media di sebuah hajatan. Dalam hatinya terbetik kalau hanya merubah-rubah suara rasanya mampu dan dipraktekkan di sekolah ternyata benar sehingga sering dijuluki pendongeng kecil. Bahkan setelah jadi penyiar merangkap ngadongeng sering pula diundang layaknya penceramah. "Suatu ketika ada pendengar setia seorang pensiunan yang sukarela membangunkan rumah dan ini merupakan rejeki serta kemurahan dari Allah," ujarnya karena dalam mendongeng pun bisa menyisipkan pesan-pesan keagamaan.

Bagi dirinya nikmatnya menjadi pendongeng bukan karena dongeng memiliki ratting tinggi dan tuntutan materi semata, namun memiliki tanggung jawab terhadap budaya mendongeng yang merupakan budaya buhun masyarakat Sunda. "Cerita yang paling disenangi pendengar adalah cerita silat dan horor. Naskah yang telah dibaca sudah ratusan judul dan sekarang pun lebih banyak karangan Ki Leuksa dari Sumedang," ujar Emoet Pandaringan yang merintis DSS sejak tahun 2005 dan masih nebeng di bangunan orang lain.

Sebagai juru dongeng pun dirinya tidak ingin membuat pendengar menjadi malas, tetapi sebaliknya lebih giat berkarya dan membaca. Sebab, budaya membaca di kalangan pelajar dan remaja dirasakannya masih kurang. Untuk itulah dirinya selalu menjadwalkan pertemuan rutin dengan para pendengarnya di semua program bertatap muka, bertausiyah dan saling koreksi. "Mudah-mudahan dengan dongeng secara tidak langsung ikut membangunan manusia yang paripurna dan ikut mencerdaskan masyarakat terutama pendengar," ujarnya karena selain bertugas menghibur, mendongeng ini juga bisa menjadi sarana didaktis. (dali/alam)

Sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=21&dn=20071216212617 
 
 

Komentar

S.purnama mengatakan…
Adakah jejak rekaman dongen² emoet padaringan sumpah saya kangen
S.purnama mengatakan…
Adakah rekaman² dongen pak emoet padaringan tempo dulu jujur saya kangen
Wildan dwyana mengatakan…
Saya anaknya bangga sama bapak saya .

Postingan populer dari blog ini

Kak Imung

Kak Poetri (Poetri Suhendro)

Kak Wuntat Wawan Sembodo